Saturday, December 10, 2011

Makna Ungkapan Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan….Sungguh sejuk terdengar di telinga kita ungkapan dan pernyataan yang bersumber dari Allah melalui Al-Qur’an ini. Makna ungkapan “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” akan makna hidup kaji sesuai kemampuan saya yang terbatas. Begitu indahnya Allah ciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dalam keadaan berpasang-pasangan. Sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa apapun yang ada di sekitar kita memiliki pasangan kata, makna, rasa dan zat. Dunia akhirat, surga neraka, pria wanita, siang malam, susah senang, baik buruk, pahit manis, berat ringan, keras lunak dan banyak lagi contoh lainnya yang memang pada dasarnya selalu akan berpasang-pasangan. Bacalah apa yang ada dalam tubuh kita, mata yang berpasangan, telinga yang berpasangan, tangan dan kaki yang berpasangan dan semuanya akan serba berpasangan. Bagi seseorang yang tidak memiliki pasangan anggota tubuhnya (maaf : cacat) baik karena bawaan sejak lahir, kecelakaan ataupun sebab lainnya, semoga mereka diberikan kesabaran dan tetap optimis menjalani hidup. Apapun yang menimpa diri kita, itulah yang terbaik di sisi Allah dah hanya Allah-lah yang Maha Mengetahuinya.

Ketika kita berada di dunia maka tidak lama lagi kita akan berada di akhirat, ketika kita berada di waktu siang maka kita akan segera menemui malam, ketika kita merasakan manis maka pahit pun akan kita jumpai, ketika kita membawa sesuatu yang berat maka suatu saat kita akan membawa yang ringan pula dan begitulah seterusnya tentang makna berpasang-pasangan. Begitu indah terdengar bila sepasang kata dan makna dipadukan, tapi mungkin akan membuat hati kita bergetar dan ketakutan bila hal itu menimpa diri kita terutama pada kondisi yang tidak kita inginkan.

Ada hal menarik yang perlu kita pikirkan dan renungkan lebih dalam ketika memaknai bahtera hidup ini. Sepasang kata dan ungkapan yang indah, belum tentu menjadikan diri kita siap untuk menerimanya. Dan ungkapan itu adalah “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Siapa yang tak kenal ungkapan ini? Siapa yang tak paham prinsip hidup ini? Dan siapa pula yang mengingkari bahwa hal ini adalah kenyataan yang ada dalam hidup kita? Semuanya akan menjawab : ” Saya mengenalnya, saya memahaminya dan saya tahu bahwa itu adalah prinsip hidup yang selalu saya pegang sejak lama.”

Mari kita berpikir sejenak dan merenungkan tentang arti dan makna ungkapan “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Ketika Allah mentakdirkan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan, pastilah Allah telah memperingatkan kita dengan ayat-ayatnya. Bukti bahwa Allah telah memperingatkan kita adalah dengan wahyu-Nya “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6). Dan masih banyak lagi peringatan-peringatan yang telah Allah berikan pada kita.

Kembali pada ungkapan kata tersebut, bagi sebagian orang, tapi mudah-mudahan tidak termasuk Anda, terkadang sulit untuk menerima kenyataan itu. Mereka mengerti makna ungkapan tersebut, tapi tidak dibuktikan dengan perilaku pada saat menimpa dirinya. Mereka sebenarnya menyadari bahwa ia sedang berada pada kondisi salah satunya entah kesulitan atau kemudahan. Pada saat mereka berada dalam kondisi kesulitan, mereka lupa bahwa kemudahan akan datang. Dan sebaliknya, jika kondisi mereka sedang berada dalam kemudahan, ia lupa bahwa sebentar lagi kesulitan pun akan menghampirinya.

Pada saat kesulitan hidup datang, mereka lupa bahwa hidupnya sedang dalam ujian dan cobaan bahkan peringatan. Mereka mengeluh dan menangis, mereka tidak terima dan berontak, mereka lari dan berputus asa. Mereka menyalahkan diri mereka sendiri dan mengkambing hitamkan orang lain, mereka mencaci diri sendiri dan memaki siapa saja. Dan mereka pun sampai pada titik terlemahnya iman seseorang dengan mengatakan bahwa : ” Tuhan tidak adil, Tuhan tidak mengasihaniku, mengapa aku ditimpa kesulitan dan kesusahan seperti ini?” Sampai sejauh manakah respon kita dalam menyikapi kesulitan yang datang? Sampai dimanakah keikhlasan kita pada saat kesulitan menimpa kita? Sampai sejauh manakah kita mengambil hikmah dari kesulitan yang melanda diri kita? Sekali lagi, ungkapan itu begitu indah, begitu menggetarkan hati, tapi dalam kenyataannya tidak semudah seperti yang kita bayangkan.

Begitu beratnya diri kita untuk menerima kenyataaan itu dengan ketulusan dan begitu bodohnya diri kita bila mengakui bahwa itu adalah prinsip hidup kita tapi tidak memaknai bahwa semuanya itu adalah suatu ujian, pelajaran, motivasi dan penambah kepekaan hati kita terhadap kesulitan yang orang lain rasakan. Jika ingin kesulitan kita berkurang bahkan sirna, maka belajarlah untuk bisa mengurangi kesulitan orang lain, dan Allah pun akan menghapuskan kesulitan kita. Bukankah setiap penyakit ada obatnya? Bukankah setiap permasalahan ada jalan keluarnya? Bergembiralah dan yakinkanlah dalam benak dan hati kita yang paling dalam bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan menerpa akan ada kemudahan yang menghampiri. Janganlah berputus asa karena masih banyak dari mereka yang ditimpa kesulitan jauh melebihi kesulitan yang kita alami! Berbahagialah dan teruslah berharap kemudahan dan kebahagiaan menyelimuti hidup kita wahai saudaraku!

Tidak bisa dipungkiri bahwa siapapun pasti mendambakan hidupnya selalu dalam kemudahan. Bagi mereka yang pada saat ditimpa kesulitan tetap tabah, ikhlas dan tulus sepenuh hati serta selalu menganggapnya sebagai pelajaran, peringatan juga motivasi hidupnya, maka sesungguhnya mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda bila kemudahan telah datang menghampirinya. Seakan-akan dalam hidupnya mereka tidak pernah terjadi kesulitan, melainkan hanya ujian yang dinikmati dan dilanjutkan dengan kemudahan yang sesungguhnya. Bisa jadi mereka berkata: “Aku tidak pernah mengalami kesulitan, karena aku ikhlas menerimanya. Aku tidak pernah merasakan kesusahan, karena aku tulus menjalaninya. Aku tidak pernah mengeluh karena aku tetap tegar menguasai jiwaku. Aku tidak pernah merasakan penderitaan, karena aku sedang berusaha untuk menjadi dewasa. Aku tidak pernah menangis, karena aku tidak berputus asa.” Maka berbahagialah mereka yang selalu menganggap segala kesulitan dan kesusahan adalah awal dari kemudahan. Mereka beruntung karena memiliki jiwa yang kuat dan tetap menjadi dirinya sendiri.

Dan ujian pun akan muncul kembali pada saat kemudahan kita nikmati. Dikala kemudahan menghampiri kita, kita sadar bahwa kemudahan telah tiba. Hidup kita terasa lapang dan semuanya serba terang seakan tak ada penghalang. Kebutuhan ekonomi terpenuhi setiap hari, pekerjaan tetap lancar setiap saat, karir terus menanjak seiring waktu, penghargaan pun bermunculan dimana-mana, usahapun kian melambung dan melonjak tajam. Hidupnya benar-benar diselimuti dengan kemudahan dan kesenangan. Seolah-olah kemudahan itu tak mau beranjak dari diri kita walau sedetik pun. Akhirnya mereka berada dalam kesenangan dunia yang seakan-akan tak pernah putus dan tidak akan pernah mengalami kesulitan dan kesusahan.

Sungguh ironis bila kenyataan hidup seperti itu tidak dibarengi dengan pondasi jiwa yang kuat, ilmu yang memadai dan iman yang menjadi tameng. Ketika mereka berada dalam puncak kesenangan hidupnya, mereka sedikit lalai bahkan mulai pudar prinsip yang ia pegang. Dia merasa hidupnya sudah mapan dan tak ada sesuatu pun yang bisa membuatnya menderita. Keangkuhannya, kesombongannya, kecongkakannya ternyata membuka pintu hidupnya kembali pada tahta terendah dalam hidupnya. Mereka lupa dan tidak pernah memikirkan bahwa setelah ada turunan curam, maka mereka akan berhadapan dengan tanjakan terjal. Ketika diumpamakan dengan sebuah mobil, pada saat menemui turunan maka mobil harus direm dan pada saat mendapatkan tanjakan mobil pun harus digas. Rem adalah pengendali agar tidak terperosok dan gas adalah motivator agar cepat berada dalam harapan dan keinginan.

Kehidupan yang serba mudah akan dengan cepat berbalik arah menuju kesusahan dan keterpurukan. Mereka yang tidak siap menghadapi ke fase berikutnya terutama berhadapan dengan kesulitan hidup, maka mereka akan mengalami stress yang berkepanjangan bahkan gangguan jiwa. Semuanya karena mereka tidak mempersiapkan jiwa dan pikirannya dengan keikhlasan dan tidak pernah belajar dan mengambil hikmah pada saat kesulitan datang menghampirinya. Wahai saudaraku, manfaatkanlah pada masa kesulitan dan kesusahan itu sebagai ujian, pelajaran, motivasi dan hikmah yang berharga dalam rangka pendewasaan diri. Bergembiralah karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan !

Pada akhir tulisan ini, penulis (Muhammad Irfan Firdaus) hanya ingin mengingatkan khususnya pada diri penulis sendiri dan umumnya bagi mereka yang membaca tulisan ini. Kita harus sabar, ikhlas, besar hati dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa kita. Bukankah kesulitan itu merupakan awal menuju kemudahan? Bukankah kehidupan kita ini selalu berpasang-pasangan? Hari ini kita susah, tapi yakinlah cepat atau lambat kemudahan akan menghampiri kita. Dan jika sekarang kita sedang merasa ada dalam kemudahan, bersiap-siaplah dengan kesulitan yang segera mendekat. Perkuat jiwa kita agar kita mampu menikmati segala liku-liku perjalanan hidup! Semoga engkau menjadi orang yang beruntung wahai saudaraku!

By : Makna Hidup
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***

http://maknahidup.blogdetik.com/2009/11/03/makna-ungkapan-sesungguhnya-sesudah-kesulitan-itu-ada-kemudahan/

Kebebasan Yang Telah Menjadi Kebablasan


Setiap manusia yang dilahirkan tentunya diikuti dengan hak-hak hidup dan kehidupannya. Hak-hak tersebut sebagai karunia yang telah diberikan Tuhan. Semua apa yang telah Allah anugerahkan, telah tercatat dalam sebuah kitab dan melalui hadits-hadits. Di negara Indonesia hak-hak sebagai warga negara dan individu dimuat juga pada Undang-Undang Dasar 1945, dalam berbagai pasal dan ayat dengan perincian yang jelas dan lengkap. Kita tinggal mendalami membaca, mengingat, menyikapi dan menerapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua itu tentunya demi kebaikan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Namun sejauh mana kita bisa menerapkan poin-poin penting dari isi Kitab Suci, Hadits dan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut?

Pedoman kita dalam kehidupan sehari-hari terutama bagaimana kita bersikap dan bertingkah laku, telah nyata dan jelas. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi semuanya. Sesungguhnya semua itu akan tergantung pada kepribadian masing-masing. Orang yang berkepribadian luhur tentunya akan mendahulukan kewajibannya, baru kemudian menuntut haknya. Tentunya berbeda dengan orang yang rendah budi pekertinya, mereka akan menuntut haknya namun mereka mengabaikan kewajiban yang harus mereka penuhi.

Kebebasan yang telah menjadi kebablasan, suatu realita kehidupan pada masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Kebebasan disini tentunya kebebasan yang bertanggung jawab bukan kebebasan yang akhirnya kebablasan. Apa yang bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya kita bisa menilai apakah perbuatan mereka sebagai suatu kebebasan atau kebablasan. Suatu kebebasan yang bertanggung jawab, maka dengan sendirinya akan mendapat tempat di masyarakat. Akan tetapi kebebasan yang telah menjadi kebablasan, tentunya akan tidak mendapat tempat di masyarakat, bahkan akan menjadi bumerang bagi masyarakat lainnya.

Sebagai contoh dalam kehidupan kita sehari-hari, saya mungkin menulis tulisan ini sebagai persepsi saya sendiri terhadap apa yang telah saya lihat dan saya dengar. Sekarang demonstrasi dijadikan sebagai tradisi untuk mengeluarkan aspirasinya. Ketika suatu pihak tidak setuju dengan kebijakan, rencana kerja, cara penanganan dan lainnya, maka mereka pun akan berdemonstrasi dengan orasi kebanggannya. Demonstrasi yang tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum, mungkin masih bisa diterima masyarakat, itu pun bagi yang mendukung tata cara mengeluarkan aspirasi dengan berdemonstrasi. Karena ada sebagian masyarakat yang tidak mendukung demonstrasi tersebut dengan alasan tidak pernah Rasulullah SAW contohkan dalam hidupnya. Semuanya tergantung pada keyakinan masing-masing.

Bendera HAM yang mereka bawa, hanya dijadikan sebagai perisai dirinya juga senjata baginya untuk sebebas-bebasnya mengeluarkan aspirasi mereka. Mereka mencaci maki, mereka merendahkan, mereka menghina, mereka menghujat baik secara pribadi maupun golongan. Apa yang seharusnya tidak ia suarakan, akhirnya terucapkan juga. Dan ketika mereka menikmati orasinya, dia terlupa dengan ketentuan Sang Pencipta, bahwa segala apa yang kita ucapkan tentunya akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan setiap perbuatan buruk kita, tentunya akan mendapatkan balasan yang setimpal. Inilah sebuah contoh dari orasi yang akan membawa dirinya pada kenistaan di sisi Tuhan.

Contoh kebablasan yang lainnya adalah ketika seorang berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mereka memanfaatkan dan menafsirkannya dengan sempit dan sesuai pikirannya saja. Nafsu akan kenikmatan duniawi telah membawanya pada sikap menghalalkan berbagai macam cara. Apakah itu dalam hal suap menyuap, mencuri, mengadu domba, meneror, menipu, memaksakan kehendak, dan lainnya. Semuanya ia lakukan demi sebuah impiannya, meskipun harus menjadi seorang koruptor. Mereka tidak merasakan kekhawaatiran bahkan belas kasihan terhadap orang-orang yang telah mereka aniaya. Baginya yang penting senang, baginya yang penting menang, baginya yang penting indah.

Dalam cara bergaul anak-anak remaja bahkan banyak pula dari golongan orangtua yang sudah sangat kebablasan. Bagaimana mereka berpenampilan, bagaimana mereka bertutur kata, bagaimana dia memperlakukan orang lain. Banyak diantara mereka sudah tidak mempedulikan lagi kaidah agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sesungguhnya apa yang mereka cari dan apa yang mereka inginkan? Apakah pujian, penghargaan, popularitas, sensasi, atau apapun keinginan mereka, sesungguhnya masyarakatlah yang akan menentukannya dan masyarakatlah yang akan menilai perilaku mereka apakah baik atau buruk.

Dengan alasan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, sehingga mereka boleh melakukan apapun yang ia mau tanpa mempedulikan masyarakat sekitarnya. Bagi mereka yang memiliki uang banyak, mereka berfoya-foya tanpa melihat si miskin kelaparan, mereka berpesta tanpa mempedulikan kesulitan kaum duafa, mereka bersuka ria tanpa menyaksikan si fakir menangis, mereka berwisata keliling dunia tanpa mempedulikan golongan tunanetra bersedih. Baginya hanya mencari kesenangan tanpa mempedulikan kesulitan orang lain.

Semoga Allah menunjukkan pada mereka jalan yang benar termasuk penulis yang masih jauh dari kebenaran. Sesungguhnya yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil. Seseorang akan mendapatkan apa yang mereka usahakan sendiri, kebaikan yang ia tanam maka baik pula hasilnya dan keburukan yang ia tanam maka keburukan pula pada akhirnya yang ia dapatkan. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung, Amin.

Makna Hidup
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***

http://maknahidup.blogdetik.com/2009/12/19/kebebasan-yang-telah-menjadi-kebablasan/

Mengenal Kejahatan Bukan Untuk Berbuat Jahat


Berbicara masalah kriminalitas atau tindak kejahatan, rasanya tidak akan pernah habis sampai kapan pun selama masih ada manusia-manusia jahat berkeliaran di dunia ini. Bahkan mungkin kita sudah merasa bosan dengan bentuk kejahatan yang setiap saat terjadi, baik di lingkungan kita maupun di berbagai tempat lainnya. Dunia kejahatan saat ini sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia dengan berbagai macam kejahatan. Cara, motif dan jenis kejahatan pun dari masa ke masa kian beragam seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Begitu banyaknya macam-macam kejahatan yang ada, sampai-sampai kita tidak bisa menghitung jumlah kejahatan yang ada saat ini.

Teringat ucapan Bang Napi dalam tayangan rutin sebuah televisi swasta (Sergap), yang kurang lebih kutipan ucapannya seperti ini ” Kejahatan timbul bukan hanya karena ada niat pelakunya, melainkan kejahatan timbul karena ada kesempatan.” Apa yang diucapkan Bang Napi, menurut saya adalah benar adanya. Kenapa? Pada dasarnya kejahatan itu memang timbul karena ada niat pelaku, namun benar pula bahwa kejahatan itu datang karena adanya kesempatan, sehingga orang yang tak berniat dari awalnya pun bisa melakukan kejahatan. Saya berpendapat bahwa inti dari objek kejahatan adalah kesempatan. Tidak akan pernah terjadi kejahatan kalau tidak ada kesempatan. Dimana pun para pelaku kejahatan akan melakukan aksinya, akan tetapi jika tidak ada kesempatan untuk berbuat jahat, maka apa yang akan ia perbuat?

Atas pertanyaan di atas, timbul suatu pernyataan “Mereka berbuat jahat karena ada kesempatan, kesempatan itu datangnya dari diri kita sendiri, dan objek kejahatan adalah kelalaian diri kita .” Maka pernyataan lanjutannya kira-kira seperti ini “Mana mungkin kita bisa terhindar dari kejahatan, kalau diri kita tidak mengetahui dan mengenal berbagai motif kejahatan.” Dan pada akhirnya akan timbul pertanyaan “Haruskah kita mengenal dunia kriminal?” Menurut saya pribadi, bahwa sangat perlu untuk mengenal jenis dan motif kejahatan yang ada saat ini terlebih motif kejahatan terbaru. Akan tetapi perlu memperhatikan kaidah dasarnya terlebih dahulu, “Kita mengenal kejahatan bukan untuk berbuat jahat, melainkan untuk terhindar dari resiko kejahatannya.” Dan kaidah ini hanyalah menurut versi saya sendiri yang mungkin berbeda dengan pandangan orang lain.

Dunia kejahatan adalah dunia yang tak mengenal perasaan, belas kasih, waktu dan status. Tingkat kriminalitas dalam sebuah lingkungan akan berbeda satu dengan lainnya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang penjahat, maka semakin tinggi pula cara dan motif kejahatan yang akan mereka lakukan. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia, maka akan semakin tinggi pula kriminalitas yang terjadi. Sebagai contoh, adakah cyber crimes pada saat komputer dan jaringan internet belum diciptakan? Adakah banking crimes pada saat belum berdirinya sebuah bank? Adakah kejahatan dengan menggunakan senjata api saat senjata api belum dibuat? Mungkin ini sebagai contoh kecil saja, bahwa semakin tingkat peradaban umat manusia, maka tindak kejahatan pun akan semakin canggih dan terorganisir.

Mengacu pada kaidah “Kita mengenal kejahatan bukan untuk berbuat jahat, melainkan untuk terhindar dari resiko kejahatannya.” Akan timbul suatu pertanyaan : Bagaimana cara kita mengenal berbagai macam kejahatan yang begitu banyaknya? Sebagai jawaban sederhana saya, kita bisa mengenal dunia kejahatan dengan aktif dan rajin mencari informasi tentang berbagai tindak kejahatan terbaru yang tentunya dengan motif kejahatan terbaru juga. Dan tetap mencari informasi berbagai motif kejahatan lama beserta cara antisipasinya, karena bisa jadi suatu saat timbul kembali pada saat orang-orang lalai dan tidak waspada.

Dengan semakin canggihnya teknologi yang berkembang saat ini, dengan mudahnya kita mengenal kejahatan walaupun tidak sedetil orang yang melakukan kejahatan langsung. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengenal dunia kriminalitas di sekitar kita. Untuk mengenal dan mencari informasi berbagai cara dan motif kejahatan, kita bisa memanfaatkan media masa baik cetak maupun elektronik, yang hampir setiap hari selalu menyajikan berbagai tindak kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Untuk media elektronik, salah satunya kita bisa memanfaatkan internet maupun siaran dari televisi termasuk radio. Berita-berita kriminalitas tersebut disajikan berbagai media masa secara lengkap maupun garis besarnya saja. Melalui media masa baik cetak maupun elektronik, kita bisa membaca, merenungi, menyikapi dan menyimpannya dalam ingatan kita untuk selalu waspada terhadap kejahatan yang selalu mengancam diri kita. Atau bila perlu buatkan secara khusus sebuah catatan untuk menginventarisir berbagai jenis kejahatan beserta cara pencegahannya.

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah memberikan informasi berbagai motif kejahatan kepada anggota keluarga, saudara, teman dan masyarakat lainnya. Semakin banyak orang yang mengenal motif-motif kejahatan, maka semakin kecil juga peluang para pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Tindakan ini adalah semata-mata untuk menutup kesempatan bagi para pelaku tindak kejahatan. Dan jika masyarakat banyak yang waspada serta tetap menjaga kehati-hatiannya kemanapun dan dimanapun ia berada, maka tindak kriminalitas di masyarakat diharapkan semakin mengecil.

Peran serta masyarakat dan para penegak hukum sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kejahatan. Masyarakat harus aktif dalam mencari berbagai informasi tentang motif-motif kejahatan terbaru. Sedangkan bagi aparat penegak hukum, agar meningkatkan sistem perlindungan terhadap masyarakat. Hal itu bisa dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang motif kejahatan terbaru maupun yang sudah lama beserta pencegahan dan cara antisipasinya. Bagi aparat penegak hukum agar senantiasa patroli di wilayah rawan kriminalitas termasuk menempatkan aparatnya di wilayah tersebut.

Sebagai uraian akhir, ada satu hal yang merupakan kesimpulan dari apa yang saya utarakan di atas. Jika ada pertanyaan “Haruskah kita mengenal dunia kriminal?”, tentunya setiap orang akan berbeda-beda. Ada yang merasa perlu mengenal motif kejahatan sebagai pengetahuan semata, ada yang mengenal motif kejahatan sebagai pengetahuan dan pengingat dirinya agar selalu waspada setiap saat, dan mungkin ada juga yang merasa tidak perlu mengenal motif kejahatan dengan alasannya masing-masing. Dari berbagai kemungkinan jawaban di atas, saya pribadi merasa perlu mengenal dunia kejahatan saat ini. Mana mungkin kita selalu waspada terhadap kejahatan yang mengintai kita kalau kita tidak mengenal berbagai cara dan motif kejahatan. Antisipasi dini resiko dunia kriminal sangat diperlukan karena merupakan bagian dari kewaspadaan diri. Dan salah satu cara untuk mengantisipasi orang yang akan berbuat jahat adalah menutup kesempatan yang ada. Bagaimana cara menutup kesempatan itu? Dengan pengetahuan tentang dunia kejahatan yang sudah kita miliki, diharapkan kita akan selalu waspada dan hati-hati serta tidak berprilaku dan bersikap yang mengundang perhatian para penjahat.

Semoga kita semua terhindar dari berbagai kejahatan yang selalu mengintai kita setiap saat dan setiap ada kesempatan. Sebagai langkah awal dari usaha untuk menghindari dari berbagai tindak kejahatan tersebut adalah dengan selalu memohon perlindungan kepada Sang Khalik sebagai tempat terbaik memohon perlindungan dan keselamatan, kemudian berusaha untuk selalu waspada dan hati-hati dalam setiap gerak langkah kita.

Makna Hidup
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***

http://maknahidup.blogdetik.com/2010/01/09/mengenal-kejahatan-bukan-untuk-berbuat-jahat/

14 Tahun Tak Potong Rambut

BEIJING – Ketika keramas, mengeringkan rambut, dan menyisirnya, ia memerlukan bantuan dua orang. Ni Linmei, wanita asal Taiyuan, Shanxi, Cina ini kini memiliki rambut sepanjang 243.84 centimeter.

Ia mengaku, selama 14 tahun, ia tak pernah lagi memotong rambutnya. Ia menghabiskan waktu minimal satu jam untuk merawat rambutnya setiap hari.

Saat tim Daily Mail mengukur berapa panjang rambutnya, ia harus berdiri di atas kursi sebelum akhirnya ujung rambutnya menjuntai ke lantai.

Namun, ia mengaku beberapa bukan ini mengalami beberapa masalah. Misalnya, ujung rambutnya tiba-tiba pecah. Namun, ia mengaku sejauh ini tak menemukan kendala berarti.

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

bismillahirahmannirahim