Saturday, September 21, 2013

TEKNOLOGI WIRELESS CHARGING - NGECHARGE ENGGAK PAKE KABEL


Teknologi pengisian daya baterai (wireless charging ) sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, pada 2013 ini merupakan tahun dimana teknologi tersebut akan menjadi perhatian utama.

Apa itu Wireless Charging?
Wireless charging sebenarnya bukan konsep baru. Ilmuwan abad ke-19 Nikolai Tesla pernah mendemonstrasikan bahwa daya listrik bisa ditransmisikan secara nirkabel lebih dari 100 tahun yang lalu, tetapi konsep tersebut belum banyak dikembangkan.

Seperti  namanya, wireless charging adalah pengisian ulang baterai tanpa kabel. Tidak ada lagi kabel yang dicolokkan dari sumber listrik ke smartphone. Namun saat ini sejumlah perusahaan besar (ada 120 perusahaan) termasuk Sony, Nokia, Texas Instruments, dan Samsung telah membentuk Wireless Power Consortium (WPC) untuk mempromosikan wireless charging berbasis teknologi induksi.Hasilnya adalah standar Qi (dibaca chi, yang berasal dari Bahasa Cina yang berarti energi).

Pada awal September 2012 lalu WPC mengumumkan telah mensertifikasi 110 produk konsumer mulai dari smartphone, charging pad, game controller, perekam Blu-ray Disc, charger telepon untuk mobil, jam, sampai modul charger yang dapat dipasang di meja dan furnitur lainnya.

Bagaimana cara melakukan isi ulang baterai pada perangkat yang kita miliki? Sebuah perangkat bersertifikat Qi dapat di-charge dengan menempatkannya di bantalan charger berlogo Qi. Kenyataannya teknologi ini tidak sepenuhnya wireless karena untuk mengisi baterai, Charger Pad (bantalan charger) masih harus terhubung ke stop kontak.

Di Indonesia sendiri telah hadir Nokia Lumia 920 dan Nokia 820 yang mendukung pengisian baterai secara wireless. Lalu ada Samsung Galaxy S4 dan dikabarkan iPhone 5s juga akan menerapkan teknologi ini. Kabarnya pengguna harus membeli back cover dan aksesori charging pad agar dapat mengisi ulang ponsel mereka tanpa harus mencolokkan kabel. Perlu dicatat juga Samsung adalah anggota dari standar yang dijalankan Aliansi Energi Wireless seperti Qualcomm, Broadcom dan lainnya. Samsung dan Apple adalah dua perusahaan yang sedang mengerjakan wireless charging ini pada smartphone 2013 mereka.



Nokia telah berkolaborasi dengan Fatboy untuk menyediakan bantalan (pad) pengisi ulang baterai. Vendor smartphone asal Finlandia ini telah pula bekerja sama dengan maskapai penerbangan Virgin Atlantic dan jaringan gerai Coffee Bead & Tea Leaf untuk menyediakan pad isi ulang baterai gratis kepada para pengguna Lumia 920.

Samsung melaporkan mereka sedang mencari Qi dari Wireless Power Consortium yang merupakan pilihan paling popular dengan anggotanya seperti Nokia, Motorola, LG dan HTC. Standar apapun yang dijadikan acuan, Samsung tidak akan mengintegrasikan teknologi ini pada Galaxy S IV mereka, tetapi akan menyediakannya untuk back cover (Nokia Lumia 820). Sudah tersedia juga Qi charger kits untuk Galaxy S III dari pihak ketiga, tetapi perangkat tersebut bukan perangkat resmi dari Samsung.

Apple juga dikabarkan akan menggunakan teknologi wriless charging ini pada produknya, tetapi perusahaan ini dikabarkan akan meyajikan dengan solusi rumahan, yang merupakan salah satu karakter dari raksasa Cupertino tersebut. Menurut pihak dalam, Apple sedang menginvestigasi implementasi teknologi tersebut untuk diterapkan sebagai perangkat tambahan dibandingkan menyatukannya pada iPhone 5S.

Dalam waktu kurang dari seminggu kita akan segera  mengetahui apakah wireless charging ini akan menjadi bagian Galaxy S IV dan seperti apa jenisnya? Sedangkan Apple sendiri, belum dapat diketahui kapan akan mulai mengimplementasi teknologi ini.

Wireless charging sebenarnya bukanlah barang baru. Smartphone Palm Pre yang diluncurkan pada tahun 2009 sudah menyediakan opsi wireless charging. Tetapi hingga sekarang masih jarang smartphone yang menawarkan charger nirkabel.
Apakah fasilitas wireless charging pada smartphone kurang menarik? Nyatanya Intel sekarang sedang mengembangkan ekosistem wireless charging. Intel berencana mengintegrasikan solusi wireless charging pada notebook, ultrabook, PC desktop, dan lainnya sehingga pengguna nantinya dapat mengisi ulang baterai smartphone mereka dengan mendekatkannya ke PC atau notebook yang sedang dipakai.

Caranya, pengguna menjalankan software pengaktif wireless charging pada komputer mereka dan meletakkan smartphone tersebut di sampingnya (dengan jarak sekitar 1 inci). Sambil bekerja di komputer, pengguna mengisi ulang baterai smarphone mereka.

Guna mewujudkan rencananya tersebut, Intel telah menunjuk Integrated Device Technology (IDT) untuk mengembangkan chipset untuk modul wireless charging. Chipset tersebut natinya dapat dipakai pada modul transceiver (pada komputer) dan reciever (pada smartphone atau peranti lain). Dengan chipset ini, menurut IDT, akan ada efisiensi biaya karena pengurangan jumlah komponen elektronik pada modul wireless charging.

Sebenarnya teknologi yang digunakan wireless charging bukanlah temuan baru. Teknologinya sama dengan yang digunakan pada dinamo pembangkit listrik atau transformator penaik/penurun tegangan.

Semua perangkat tersebut sama-sama menggunakan hukum Fisika, yaitu bila suatu kumparan kawat dialiri listrik maka akan timbul medan magnet. Sebaliknya, bila suatu kumparan dikenai dengan medan magnet, maka akan timbul aliran listrik pada kawat kumparan.

Dengan cara yang sama, charger yang berupa kumparan dialiri listrik. Sehingga timbul medan magnet di sekitarnya. Medan magnet ini mengenai kumparan yang telah dipasang di bagian belakang smartphone. Maka pada kumparan di smartphone timbul arus listrik yang seterusnya digunakan untuk mengisi baterai.

Jarak antara kumparan pada charger (transceiver) dan pada smartphone (receiver) harus sedekat mungkin. Makin jauh jaraknya, makin kecil listrik yang ditimbulkan pada kumparan di smartphone. Untungnya para peneliti di MIT pada tahun 2006 telah menemukan teknik resonansi sehingga jarak antara transceiver dan receiver bisa lebih jauh dibandingkan dengan induksi biasa. Mereka berhasil memisahkan kedua kumparan sejauh beberapa meter.


Pada penerapannya, jarak antarkumparan belum sejauh yang diriset di lab. Standar Qi yang dibuat oleh Wireless Power Consortium (WPC)  misalnya mendukung teknologi resonansi magnetik dengan jarak  sampai sejauh 40 milimeter. Walaupun bagi kita kedengarannya sangat mudah dan praktis, namun sebenarnya proses yang terjadi di balik itu semua cukup rumit secara teknis.

SeputarJaringan 4G LTE

LTE merupakan kependekan dari Long Term Evolution yaitu sebuah standar komunikasi dasar nirkabel tingkat tinggi yang didasarkan pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA dimana terjadi peningkatan dalam hal kapasitas dan kecepatan menggunakan teknik modulasi baru.

Format LTE pertamakali diusulkan oleh operator NTT CoOMo dari Jepang dan telah diadopsi sebagai standar internasional. Layanan LTE pertamakali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 Desember 2009. Yang diikuti oleh Amerika Serikat dan Jepang pada tahun 2010.

Jaringan LTE yang rilis terlebih dahulu diharapkan akan dikerahkan secara global pada tahun 2012 sebagai evolusi alama dari beberapa sistem 2G dan 3G, termasuk sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) dan Universal Mobile Telecomunications (UMTS) (3GPP seta 3GPP2).

Jaringan LTE ini bisa mendownload film definisi tinggi dengan waktu sekitar 15 menit saja. Bandingkan dengan HSPA yang butuh waktu sampai 6 jam.

Selain download video kualitas tinggi, LTE dengan mulus bisa menjalankan televisi on demand, game online kualitas tinggi sampai iklan berbasis video. Ini karena kecepatan aksesnya yang besar.Menurut Pratignyo, LTE bisa mencapai peak kecepatan sampai 150Mbps. Sebagai perbandingan, jaringan EDGE hanya mencapai 256kbps, UMTS 384kbps, HSPA 14,4Mbps dan HSPA+ 42Mbps.

Untuk urusan akses web dan download konten pun LTE memiliki keunggulan besar. Misalnya mendownload musik berukuran 5MB hanya butuh waktu sekitar 5 detik. Bandingkan dengan EDGE yang butuh sampai 1 jam atau HSPA+ yang perlu 40 detik.

Dengan segenap keunggulannya itu, agaknya 4G LTE akan menguntungkan konsumen. Telkomsel sendiri mengklaim sudah siap menerapkan 4G LTE secara komersial, dan tinggal menunggu regulasi dari pemegang kebijakan.



Beberapa kelebihan yang dimiliki LTE antara lain:
  • Tingkat download sampai dengan 299.6 Mbis/s dan tingkat upload gingga 75.5 Mbis/s tergantung pada katrgori perangkat yang digunakan.
  • Peningkatan dukungan untuk mobilitas, sebagai contoh dukungan untuk terminal bergerak hingga 350km/jam atau 500 km/jam tergantung pita frekuensi
  • Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R
  • Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband.
  • Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.

Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B.

Adopsi teknologi komunikasi generasi terbaru, 4G LTE (Long Term Evolution) sudah dilakukan oleh banyak negara. Indonesia menjadi negara yang sedang berusaha untuk ikut mengadopsi teknologi ini.

Meski dianggap memiliki potensi, dan sejumlah operator seluler telah menyatakan kesiapannya. Namun, tak sedikit pihak yang masih merasa pesimis modernisasi 4G LTE belum dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Menurut General Manager Technology Strategy Axis Telekom Deden Mahdi, proses modernisasi jaringan 4G LTE amat bergantung dengan kesuksesan pemerintah mewadahi proses migrasi spektrum 3G yang kini sedang berlangsung. Bila proses migrasi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai rencana, maka kesempatan untuk memulai adopsi 4G LTE akan semakin cepat.

Akan tetapi sebaliknya, jika proses migrasi 3G tidak dapat berjalan sesuai rencana, maka cita-cita mayoritas operator seluler untuk meningkatkan layanan dengan memodernisasi jaringan 4G LTE masih harus menunggu lebih lama.

Modernisasi jaringan ke 4G LTE jelas akan terganggu jika proses migrasi kanal 3G tidak diselesaikan sesuai rencana dan porsi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jelas hal ini mengecewakan, namun 3G memang masih menjadi prioritas bersama. Uji coba jaringan 4G LTE secara luas di frekuensi 1800 MHz dan 2100 MHz.

Prinsip kerja LTE

Jaringan LTE atau disebut Evolved Packet System (EPS) murni berbasis IP. Baik layanan real-time maupun datacom dapat dibawa oleh protokol IP. IP address (IPv4 atau IPv6) dialokasikan pada satu mobile handset dan akan dilepas ketika handset dimatikan.

LTE multiple access berbasis OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) yang dapat mencapai kecepatan data yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan orde modulasi yang tinggi (64 QAM), bandwidth yang besar (sampai 20 MHz), dan transmisi MIMO yang digunakan pada arah downlink (sampai 4×4). Secara teori, kecepatan data sampai 170 Mbps pada arah uplink dan dengan MIMO dapat mencapai 300 Mbps pada arah downlink.

Bagian Core Ntework dari LTE yang disebut Evolved Packet Core (EPC) telah dipersiapkan untuk teknologi lain yang tidak dikembangkan oleh 3GPP seperti WIMAX dan WIFI. Ada yang bersifat trusted dan non trusted, tergantung perjanjian business antara operator.

Jaringan LTE sederhananya terdiri dari Base Station yang disebut Evolved NodeB (eNB). Berbeda dengan sistem 3G, pada EPS tidak terdapat controller / RNC, jadi antar eNB secara langsung terkoneksi melalui interface X2, sedangkan koneksi ke arah core melalui interface S1. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses setup time dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk handover. Setup time sangat penting bagi layanan realtime data seperti online gaming, begitu juga handover pada proses call.

Jaringan LTE atau disebut Evolved Packet System (EPS) murni berbasis IP. Baik layanan real-time maupun datacom dapat dibawa oleh protokol IP. IP address (IPv4 atau IPv6) dialokasikan pada satu mobile handset dan akan dilepas ketika handset dimatikan.

LTE multiple access berbasis OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) yang dapat mencapai kecepatan data yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan orde modulasi yang tinggi (64 QAM), bandwidth yang besar (sampai 20 MHz), dan transmisi MIMO yang digunakan pada arah downlink (sampai 4×4). Secara teori, kecepatan data sampai 170 Mbps pada arah uplink dan dengan MIMO dapat mencapai 300 Mbps pada arah downlink.

Bagian Core Ntework dari LTE yang disebut Evolved Packet Core (EPC) telah dipersiapkan untuk teknologi lain yang tidak dikembangkan oleh 3GPP seperti WIMAX dan WIFI. Ada yang bersifat trusted dan non trusted, tergantung perjanjian business antara operator.

Jaringan LTE sederhananya terdiri dari Base Station yang disebut Evolved NodeB (eNB). Berbeda dengan sistem 3G, pada EPS tidak terdapat controller / RNC, jadi antar eNB secara langsung terkoneksi melalui interface X2, sedangkan koneksi ke arah core melalui interface S1. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses setup time dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk handover. Setup time sangat penting bagi layanan realtime data seperti online gaming, begitu juga handover pada proses call.

OFDM adalah suatu teknik modulasi dengan membagi satu bandwidth frekuensi pembawa (carrier) wideband menjadi beberapa subcarrier narrowband. Pada OFDMA, subcarrier ini dapat dishare kepada banyak user. Solusi ini tentunya akan menghemat spektrum frekuensi lebih efisien namun diperlukan processor yang lebih cepat dalm proses signallingnya. OFDMA juga memerlukan power amplifier yang dingan tingkat linearity tinggi, sehingga menambah konsumsi battery. Akibatnya, handset LTE ini menjadi sangat mahal.

Sunday, September 15, 2013

Tiny Flashlight - Senter Pintar Android

Smartphone menawarkan banyak konektivitas, komunikasi, hiburan dan begitu banyak fungsi dalam satu perangkat kecil. Misalnya Ketika didekatmu tidak ada penerang cadangan (lampu emergency, senter, lilin, dsb) adalah masalah pertama yang terjadi pada kegelapan. Dan kamu hanya membawa device Android kesayanganmu pada waktu mati listrik terjadi.
Kini telah hadir sebuah aplikasi untuk device Android-mu untuk melengkapi ketika mati listrik terjadi. Aplikasi ini bernama 'Tiny Flashlight'. Kamu dapat menggunakan aplikasi ini pada deviceAndroid-mu ketika hal yang menyebalkan (mati listrik) itu terjadi. Tiny Flashlight + LED tidak hanya berfungsi sebagai lampu senter untuk penerang pada saat mati listrik saja. Selain berfungsi sebagai lampu senter, banyak kegunaan lainnya pada aplikasi ini. Dari sekian banyak aplikasi serupa, aplikasi ini paling cocok untuk kamu ketika mati listrik terjadi.


Aplikasi ini memiliki ukuran instalasi yang sangat ringan dan bahkan setelah diinstal tidak mengurangi stabilitas salah satu sumber daya perangkat keras perangkat. Dan yang paling penting, ini merupakan aplikasi yang bebas biaya. Aplikasi ini mengubah kamera LED senter menjadi permintaan senter saat dibutuhkan. Tetapi utilitas aplikasi tidak berakhir di sini. Aplikasi ini memiliki sejumlah fitur lain juga yaitu :

Menawarkan multi-warna, cahaya multi-intensitas yang dapat memilih dari tombol opsi yang terletak di sisi kanan atas layar. Aplikasi ini memanfaatkan layar perangkat untuk memproyeksikan cahaya dalam berbagai warna dan intensitas yang dapat dikendalikan dengan mengskroll jari pada layar dari bawah ke atas.

Aplikasi ini memberikan pengguna untuk mengirimkan sinyal SOS juga dan fungsi ini didasarkan pada senter LED, yaitu intensitas tinggi dan karena itu terlihat dari kejauhan.


Ada 8 jenis lampu penerang yang ada pada aplikasi ini.
Pertama adalah Flash Light – dimana kamu dapat menggunakan jenis ini hanya sebagai lampu senter melalui lampu flash pada kamera device-mu.
Kedua adalah Screen Light – fungsinya dapat dikatakan sama dengan Flash Light, akan tetapi penerangan jenis yang kedua ini tidak menggunakan lampu flash, namun menggunakan screen (layar) pada device Android kamu. Nantinya, screen (layar) pada device mu akan berubah terang berwarna putih mencolok.


Ketiga adalah Morse Code – dimana jenis lampu ini sangat cocok bagi kamu para anggota Pramuka, pecinta alam, relawan, dsb, yang sedang melakukan kegiatan di alam liar yang menggunakan sandi morse. Keempat adalah Strobe Light – pada dasarnya fungsinya hampir sama persis dengan lampu flash tambahan pada kamera DSLR.
Yang kelima adalah Warning Light – jenis lampu ini sangat cocok ketika kamu mengalami mogok, ban bocor, dsb pada kendaraanmu. Fungsinya sebagai tanda kepada pengendara lain supaya mengetahui kendaraanmu sedang terjadi sesuatu.
Keenam adalah Light Bulp – ini adalah jenis lampu yang ada dirumahmu yaitu lampu bolam. Dimana kamu dapat mengganti warna background jenis lampu ini hanya dengan menge-tap ke kanan dan kiri, dan menerangkan lampu dengan menge-tap keatas-bawah.
Ketujuh adalah Color Light – kamu dapat membuat lampu dengan warna dan level terang yang kamu inginkan pada screen (layar) device Android-mu.
Dan yang kedelapan adalah Police Light – seperti namanya lampu jenis ini adalah simulasi dari lampu pada mobil polisi. Dimana warna utama pada lampu ini adalah biru dan merah, seperti warna pada polisi yang berkedip-kedip selama kamu menyalakan jenis lampu ini.


Pada dasarnya, aplikasi ini didesain untuk hal-hal yang berbau emergency yang membutuhkan adanya lampu. Sisi user interfaceuser experience dan navigasinya pun sangat cocok buat kamu ketika ada kejadian seperti mati listrik atau semacamnya. Dimana dari ketiga sisi tersebut didesain khusus bagi kamu yang sedang menghadapi hal-hal genting seperti mati listrik, dan kamu tidak perlu repot-repot untuk menggunakan aplikasi tersebut. Cukup menge-tap pada button, dan lampu flash pada device Android-mu akan menyala terang. Oh ya, sebelum menggunakan aplikasi ini. Pastikan baterai device Android kamu memadai untuk menjalankan aplikasi ini. dan secara keseluruhan itu adalah utilitas sederhana dan sangat berguna bahwa setiap pemilik perangkat Android harus memiliki.  <^_^>...